Tuesday, July 3, 2012
Manusia, Keindahan dan Pandangan Hidup
Thursday, June 28, 2012
Ketika beranjak dewasa, salah satu hal yang kita katakan berulang kali adalah ketika kita mengeluh tentang hal-hal yang tidak adil, bahwa “hidup ini tidaklah tidak adil.” Meskipun fakta juga diberitahu bahwa kita seharusnya bersikap adil. Pada saat itu nasehat tersebut tampak tidak masuk akal. Namun sekarang kita menyadari bahwa dengan semua eufemisme dan protes, sebaliknya, hidup ini benar-benar adil.
Tentu saja kita harus mendefinisikan apa yang kita maksud dengan baik kehidupan, dan adil. Adil secara relative adalah egaliter, tidak bias. Jika satu orang diperbolehkan untuk melakukan sesuatu maka yang lain harus diizinkan untuk melakukannya juga. Langkah ini meliputi segala macam pembatasan relatif seperti hirarki kekuasaan, ketersediaan jarak, dan sejenisnya, tetapi arti dasarnya ialah; kesetaraan atau keseimbangan.
Kehidupan di sisi lain sedikit lebih sulit untuk menentukan karena ada beberapa penggunaan. Dalam eufemisme “hidup ini tidak adil,” kita menggunakannya sebagai kata benda untuk menggambarkan dunia obyektif di luar diri kita sendiri, “bukan Aku” dari kesadaran kita. Hidup dalam pengggunaan ini berarti keberadaan umum, dan kesadaran kita yang terbatas terhadapnya. Dengan demikian, tampaknya bahwa “hidup” cukup luas dan setiap individu hanya terdiri dari fraksi terkecil.
Dengan demikian akan lebih akurat untuk mengatakan bahwa kehidupan seperti yang telah kita mendefinisikannya terpisah dari gagasan “keadilan” yang merupakan abstraksi manusia nilai. Kehidupan tidak peduli satu cara atau yang lain. Ini pengalaman subyektif hidup kita yang tampaknya tidak adil karena tindakan yang diambil orang berdasarkan penilaian subjektif yang mereka nilai.
Jadi ketika orang mengatakan “Hidup ini tidak adil,” itu bukan kebohongan, tetapi tidak pula benar. Ia menyembunyikan fakta bahwa pengalaman hidup kita tergantung pada cara orang “nilai” satu sama lain, dan kemudian bertindak berdasarkan nilai-nilai. Untuk mengatakan bahwa hidup ini tidak adil maka terdapat sesuatu alasan. Jika tampak tidak adil, hal tersebut dikarenakan tindakan orang. Jadi masuk akal untuk bertanya apa yang mempengaruhi penilaian kita sendiri dan tindakan berikutnya pada pengalaman orang lain tentang keadilan.
sumber :http://rockydui.wordpress.com/2012/05/26/manusia-dan-keadilan
Prosa
Prosa Lama
Prosa lama merupakan karya sastra yang belum mendapat pengaruh dari sastra atau kebudayaan barat. Karya sastra prosa lama yang mula-mula timbul disampaikan secara lisan, disebabkan karena belum dikenalnya bentuk tulisan. Setelah agama dan kebudayaan Islam masuk ke indonesia, masyarakat menjadi akrab dengan tulisan, bentuk tulisan pun mulai banyak dikenal. Sejak itulah sastra tulisan mulai dikenal dan sejak itu pulalah babak-babak sastra pertama dalam rentetan sastra indonesia mulai ada. Adapun bentuk-bentuk sastra prosa lama adalah :Hikayat
Hikayat, berasal dari India dan Arab, berisikan cerita kehidupan para dewi, peri, pangeran, putri kerajaan, serta raja-raja yang memiliki kekuatan gaib. Kesaktian dan kekuatan luar biasa yang dimiliki seseorang, yang diceritakan dalam hikayat kadang tidak masuk akal. Namun dalam hikayat banyak mengambil tokoh-tokoh dalam sejarah. Contoh : Hikayat Hang Tuah, Kabayan, si Pitung, Hikayat si Miskin, Hikayat Indra Bangsawan, Hikayat Panji Semirang, Hikayat Raja Budiman. aduuuhSejarah
Sejarah (tambo), adalah salah satu bentuk prosa lama yang isi ceritanya diambil dari suatu peristiwa sejarah. Cerita yang diungkapkan dalam sejarah bisa dibuktikan dengan fakta. Selain berisikan peristiwa sejarah, juga berisikan silsilah raja-raja. Sejarah yang berisikan silsilah raja ini ditulis oleh para sastrawan masyarakat lama. Contoh : Sejarah Melayu karya datuk Bendahara Paduka Raja alias Tun Sri Lanang yang ditulis tahun 1612.Kisah
Kisah, adalah cerita tentang cerita perjalanan atau pelayaran seseorang dari suatu tempat ke tempat lain. Contoh : Kisah Perjalanan Abdullah ke Negeri Kelantan, Kisah Abdullah ke Jedah.Dongeng
Dongeng, adalah suatu cerita yang bersifat khayal. Dongeng sendiri banyak ragamnya, yaitu sebagai berikut :- Fabel, adalah cerita lama yang menokohkan binatang sebagai lambang pengajaran moral (biasa pula disebut sebagai cerita binatang). Contoh : Kancil dengan Buaya, Kancil dengan Harimau, Hikayat Pelanduk Jenaka, Kancil dengan Lembu, Burung Gagak dan Serigala, Burung bangau dengan Ketam, Siput dan Burung Centawi, dan lain-lain.
- Mite (mitos), adalah cerita-cerita yang berhubungan dengan kepercayaan terhadap sesuatu benda atau hal yang dipercayai mempunyai kekuatan gaib. Contoh : Nyai Roro Kidul, Ki Ageng Selo, Dongeng tentang Gerhana, Dongeng tentang Terjadinya Padi, Harimau Jadi-Jadian, Puntianak, Kelambai, dan lain-lain.
- Legenda, adalah cerita lama yang mengisahkan tentang riwayat terjadinya suatu tempat atau wilayah. Contoh : Legenda Banyuwangi, Tangkuban Perahu, dan lain-lain.
- Sage, adalah cerita lama yang berhubungan dengan sejarah, yang menceritakan keberanian, kepahlawanan, kesaktian dan keajaiban seseorang. Contoh : Calon Arang, Ciung Wanara, Airlangga, Panji, Smaradahana, dan lain-lain.
- Parabel, adalah cerita rekaan yang menggambarkan sikap moral atau keagamaan dengan menggunakan ibarat atau perbandingan. Contoh : Kisah Para Nabi, Hikayat Bayan Budiman, Bhagawagita, dan lain-lain.
- Dongeng jenaka, adalah cerita tentang tingkah laku orang bodoh, malas atau cerdik dan masing-masing dilukiskan secara humor.
Cerita Berbingkai
Cerita berbingkai, adalah cerita yang didalamnya terdapat cerita lagi yang dituturkan oleh pelaku-pelakunya. Contoh : Seribu Satu Malam.Bentuk-bentuk prosa baru
Prosa baru adalah karangan prosa yang timbul setelah mendapat pengaruh sastra atau budaya Barat. Bentuk-bentuk prosa baru adalah sebagai berikut:Roman
Roman adalah bentuk prosa baru yang mengisahkan kehidupan pelaku utamanya dengan segala suka dukanya. Dalam roman, pelaku utamanya sering diceritakan mulai dari masa kanak-kanak sampai dewasa atau bahkan sampai meninggal dunia. Roman mengungkap adat atau aspek kehidupan suatu masyarakat secara mendetail dan menyeluruh, alur bercabang-cabang, banyak digresi (pelanturan). Roman terbentuk dari pengembangan atas seluruh segi kehidupan pelaku dalam cerita tersebut.Berdasarkan kandungan isinya, roman dibedakan atas beberapa macam, antara lain sebagai berikut:
- Roman transendensi, yang di dalamnya terselip maksud tertentu, atau yang mengandung pandangan hidup yang dapat dipetik oleh pembaca untuk kebaikan. Contoh: Layar Terkembang oleh Sutan Takdir Alisyahbana, Salah Asuhan oleh Abdul Muis, Darah Muda oleh Adinegoro.
- Roman sosial adalah roman yang memberikan gambaran tentang keadaan masyarakat. Biasanya yang dilukiskan mengenai keburukan-keburukan masyarakat yang bersangkutan. Contoh: Sengsara Membawa Nikmat oleh Tulis St. Sati, Neraka Dunia oleh Adinegoro.
- Roman sejarah yaitu roman yang isinya dijalin berdasarkan fakta historis, peristiwa-peristiwa sejarah, atau kehidupan seorang tokoh dalam sejarah. Contoh: Hulubalang Raja oleh Nur St. Iskandar, Tambera oleh Utuy Tatang Sontani, Surapati oleh Abdul Muis.
- Roman psikologis yaitu roman yang lebih menekankan gambaran kejiwaan yang mendasari segala tindak dan perilaku tokoh utamanya. Contoh: Atheis oleh Achdiat Kartamiharja, Katak Hendak Menjadi Lembu oleh Nur St. Iskandar, Belenggu oleh Armijn Pane.
- Roman detektif merupakan roman yang isinya berkaitan dengan kriminalitas. Dalam roman ini yang sering menjadi pelaku utamanya seorang agen polisi yang tugasnya membongkar berbagai kasus kejahatan. Contoh: Mencari Pencuri Anak Perawan oleh Suman HS, Percobaan Seria oleh Suman HS, Kasih Tak Terlerai oleh Suman HS.
Novel
Novel berasal dari Italia. yaitu novella ‘berita’. Novel adalah bentuk prosa baru yang melukiskan sebagian kehidupan pelaku utamanya yang terpenting, paling menarik, dan yang mengandung konflik. Konflik atau pergulatan jiwa tersebut mengakibatkan perobahan nasib pelaku. lika roman condong pada idealisme, novel pada realisme. Biasanya novel lebih pendek daripada roman dan lebih panjang dari cerpen. Contoh: Ave Maria oleh Idrus, Keluarga Gerilya oleh Pramoedya Ananta Toer, Perburuan oleh Pramoedya Ananta Toer, Ziarah oleh Iwan Simatupang, Surabaya oleh Idrus.Cerpen
Cerpen adalah bentuk prosa baru yang menceritakam sebagian kecil dari kehidupan pelakunya yang terpenting dan paling menarik. Di dalam cerpen boleh ada konflik atau pertikaian, akan telapi hat itu tidak menyebabkan perubahan nasib pelakunya. Contoh: Radio Masyarakat oleh Rosihan Anwar, Bola Lampu oleh Asrul Sani, Teman Duduk oleh Moh. Kosim, Wajah yang Bembah oleh Trisno Sumarjo, Robohnya Surau Kami oleh A.A. Navis.Riwayat
Riwayat (biografi), adalah suatu karangan prosa yang berisi pengalaman-pengalaman hidup pengarang sendiri (otobiografi) atau bisa juga pengalaman hidup orang lain sejak kecil hingga dewasa atau bahkan sampai meninggal dunia. Contoh: Soeharto Anak Desa, Prof. Dr. B.I Habibie, Ki Hajar Dewantara.Kritik
Kritik adalah karya yang menguraikan pertimbangan baik-buruk suatu hasil karya dengan memberi alasan-alasan tentang isi dan bentuk dengan kriteria tertentu yang sifatnya objektif dan menghakimi.Resensi
Resensi adalah pembicaraan / pertimbangan / ulasan suatu karya (buku, film, drama, dll.). Isinya bersifat memaparkan agar pembaca mengetahui karya tersebut dari berbagai aspek seperti tema, alur, perwatakan, dialog, dll, sering juga disertai dengan penilaian dan saran tentang perlu tidaknya karya tersebut dibaca atau dinikmati.Esai
Esai adalah ulasan / kupasan suatu masalah secara sepintas lalu berdasarkan pandangan pribadi penulisnya. Isinya bisa berupa hikmah hidup, tanggapan, renungan, ataupun komentar tentang budaya, seni, fenomena sosial, politik, pementasan drama, film, dll. menurut selera pribadi penulis sehingga bersifat sangat subjektif atau sangat pribadi.Puisi
Baris-baris pada puisi dapat berbentuk apa saja (melingkar, zigzag dan lain-lain). Hal tersebut merupakan salah satu cara penulis untuk menunjukkan pemikirannnya. Puisi kadang-kadang juga hanya berisi satu kata/suku kata yang terus diulang-ulang. Bagi pembaca hal tersebut mungkin membuat puisi tersebut menjadi tidak dimengerti. Tapi penulis selalu memiliki alasan untuk segala 'keanehan' yang diciptakannya. Tak ada yang membatasi keinginan penulis dalam menciptakan sebuah puisi. Ada beberapa perbedaan antara puisi lama dan puisi baru.
Didalam puisi juga biasa disisipkan majas yang membuat puisi itu semakin indah. Majas tersebut juga ada bemacam, salah satunya adalah sarkasme yaitu sindiran langsung dengan kasar.
Kami yang kini terbaring antara Krawang-Bekasi
tidak bisa teriak "Merdeka" dan angkat senjata lagi.
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami,
terbayang kami maju dan mendegap hati ?
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu.
Kenang, kenanglah kami.
Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa
Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan
Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan
atau tidak untuk apa-apa,
Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata
Kaulah sekarang yang berkata
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kenang, kenanglah kami
Teruskan, teruskan jiwa kami
Menjaga Bung Karno
menjaga Bung Hatta
menjaga Bung Sjahrir
Kami sekarang mayat
Berikan kami arti
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian
Kenang, kenanglah kami
yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi
(1948)
Brawidjaja,
Jilid 7, No 16,
1957
Sunday, March 18, 2012
Makhluk Sosial
Pentingnya Menjadi Makhluk Sosial yang Berbudaya
Pengertian :
- Makhluk Sosial
Manusia selain sebagai makhluk individu, juga berperan sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia dituntut untuk mampu bekerjasama dengan orang lain sehingga terciptalah sebuah kehidupan yang damai. Menurut Aristoteles, makhluk sosial merupakan zoon politicon, yang berarti manusia dikodratkan untuk hidup bermasyarakat dan berinteraksi satu sama lain. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa manusia tidak akan sanggup hidup sendiri karena antara satu manusia dengan manusia yang lain saling bergantungan atau saling membutuhkan. Dalam struktur sosial, salah satu bagian yang sangat penting adalah sistem kekerabatan. Meyer Fortes mengemukakan bahwa sistem kekerabatan suatu masyarakat dapat dipergunakan untuk menggambarkan struktur sosial dari masyarakat yang bersangkutan. Sistem kekerabatan inilah yang menjadi awal dari tumbuhnya budaya.
- Budaya atau kebudayaan
Berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Budaya adalah suatu pola dari keseluruhan keyakinan dan harapanyang dipegang teguh secara bersama oleh semua anggota organisasi dalampelaksanaan pekerjaan yang ada dalam organisasi tersebut. Dengandemikian, budaya dalam suatu organisasi adalah menjadi pengikat semuakaryawan secara bersama dalam organisasi tersebut dan sekaligus sebagaipemberi arti dan maksud dalam keterlibatan karyawan tersebut dalampekerjaan sehari-hari dari organisasi.Kebudayaan, cultuur dalam bahasa Belanda dan culture dalambahasa Inggris, berasal dari bahasa Latin “colore” yang berarti mengolah,mengerjakan, menyuburkan dan mengembangkan. Dari pengertian budayadalam segi demikian berkembanglah arti culture sebagai “segala daya danaktifitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam”. Untukmembedakan pengertian istilah budaya dan kebudayaan, Djoko Widaghdo(1994), memberikan pembedaan pengertian budaya dan kebudayaan,dengan mengartikan budaya sebagai daya dari budi yang berupa cipta, rasa .dan karsa, sedangkan kebudayaan diartikan sebagai hasil dari cipta, karsa,dan rasa tersebut.
- Manusia Sebagai Makhluk Sosial Yang Berbudaya
Dalam kehidupan sebagai makhluk sosial yang berbudaya, manusia hidup bermasyarakat dan berinteraksi satu sama lain haruslah didasari dengan budi dan akal yang dimiliki. Aspek ini turut menentukan perilaku komunikatif diantara keduanya.
Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat, selain itu juga diberikan yang berupa akal pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu menampakan dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu dengan sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga karena pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain, manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia.
Tujuan Tuhan Menciptakan Manusia
Menurut saya, tujuan Tuhan menciptakan manusia adalah supaya manusia dapat lebih memaknai hidup yang diberikan oleh-Nya. Memaknai hidup yang dimaksud disini adalah dengan menjadi makhluk sosial yang saling membantu satu sama lain melalui budi dan akal manusia itu sendiri. Interaksi yang terjadi akan membuat kita bersyukur atas semua pemberian-Nya. Dari nteraksi-interaksi yang terjadi timbullah sebuah perilaku sosial.
Perilaku Sosial dan Berperilaku Sosial
Perilaku sosial adalah aktifitas fisik dan psikis seseorang terhadap orang lain atau sebaliknya dalam rangka memenuhi diri atau orang lain yang sesuai dengan tuntutan sosial. Sebagai makhluk sosial, kita haruslah berperilaku sosial dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan adanya perilaku tersebut berbagai keuntungan dapat dirasa.
Sebagai contoh manusia yang sukses dengan sifat sosial adalah Oprah Winfrey.
Ia berhasil memandu sebuah acara talkshow dengan nama yang sama dengan namanya. Tayangan acaranya ini selalu sarat dengan nilai kemanusiaan, moralitas dan pendidikan. Oprah juga dikenal dengan kedermawanannya. Berbagai yayasan telah disantuni, antara lain, rumah sakit dan lembaga riset penderita AIDs, berbagai sekolah, penderita ketergantungan, penderita cacat dan banyak lagi.
Tidak hanya acara talkshow yang ia pandu berakhir dengan sukses, namun dirinya pun telah berhasil sukses menjadi manusia yang dapat menginspirasi banyak orang untuk melakukan kegiatan sosial.
Pada kehidupan masyarakat berperilaku sosial yang baik saja dirasa tidak cukup. Berperilaku sosial juga harus didasari dengan perlu adanya pengalaman sosial yang menjadi dasar pergaulan.
Manusia Berbudaya
Dari uraian diatas, kita dapat menyimpulkan tentang manusia berbudaya. Manusia dinilai berbudaya jika manusia tersebut memiliki akal dan pikiran yang selalu aktual dalam mengisi kehidupannya dengan tidak lelah mencari ilmu pengetahuan apapun untuk mengembangkan kepribadiannya. Dengan berbekal akal dan pikiran yang terus-menerus diasah, diharapkan manusia tersebut dapat mencapai tujuan-tujuan hidup mereka dengan baik. Sehingga dari hal tersebut, manusia dapat membagi apa yang telah mereka dapatkan dengan manusia-manusia lainnya yang membutuhkan.
Sumber:
(1) http://carapedia.com/pengertian_definisi_mahluk_sosial_menurut_para_ahli_info960.html
(2)http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2206286-pengertian-budaya/#ixzz1pRKtY2ZO
(3) http://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_manusia
(4) http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya#Sistem_kekerabatan_dan_organisasi_sosial
(5)http://garis-garis.com/perilaku-sosial/
(6) http://edukasi.kompasiana.com/2011/11/02/menjadi-manusia-berbudaya-seutuhnya/
(7) http://gosukoharjo.wordpress.com/motivasi/kisah-sukses-oprah-winfrey/